Sebatas wacana saja

Aku tidak terlalu suka pada cara mereka berpolah. Boleh saja mereka beranggapan dunia dalam genggaman mereka, tapi jiwa dan pikiran orang-orang merdeka tidak dapat dibelenggu.
Aku benci dengan segala bentuk penindasan, dari wujudnya yang terhalus yaitu pengabdian dan penghambaan, sampai bentuk paling busuk, eksploitasi dan perbudakan. Tidak secara harfiah maksudku, namun menempatkan diri sendiri -secara sengaja- di atas orang lain, dan menempatkan orang lain di sudut terkecil dan tersempit di ujung mata mereka, tak dapat dipungkiri adalah bentuk asli dari merendahkan derajat manusia.

Hal tentang memanfaatkan orang lain demi pemuasan hasrat pribadinya, dengan merugikan atau sama sekali tidak menguntungkan. Merasa tidak pantas bercucuran keringat atau berkotor-kotoran dengan khalayak, orang yang hanya merasa pantas berbicara, berdiskusi, bercakap-cakap dengan bahasa yang mereka -haqqul yakin- kebenarannya, berceloteh ramai tentang hal yang mereka nggap benar, berbusa-busa merendahkan hati, tanpa sekalipun bermaksud demikian. Sementara orang di sekitranya hanya sanggup terpana menatap kepintaran mereka bernyanyi, kelihaian mereka memutar-mutar kata, keahlian mereka berbelit-belit menggumamkan kata yang membingungkan.

Dan saat orang-orang berpeluh basah, menikmati badan mereka yang bau dan kotor, menikmati keluguannya sendiri sehingga hanya bisa tertawa kapan saja, ketika mereka diberi janji, ketika mereka dihibur hati, ketika mereka dibodohi, ketika mereka ditipu, ketika mereka diperolok, ketika mereka dilupakan, ketika mereka diabaikan.

Yang aku maksudkan kawan, aku tidak terlalu suka pada mereka. Boleh kau katai aku sinis, boleh juga kau katakan aku komunis. Karena yang kusadari kawan, aku lebih suka pada kebahagiaan bersama, kesejahteraan bersama, kesederajatan bersama dan kesamarataan derajat manusia. Karena kau tahu kawan, meski orang bilang komunis itu sesat dengan caranya menghalalkan segala upaya demi terwujudnya tujuan, ternyata juga terjadi pada lingkungan orang-orang itu, orang-orang kapitalis itu, orang-orang liberal yang sok tahu, dan orang-orang feodal benalu, yang mungkin dianggap dan disebut lebih beradab.

Comments

Popular posts from this blog

Lalampahan Abah Sastra

Ex Tunc & Ex Nunc

Kota Bandung dan Kota Malang