Banjir.. jir.. jir
Banjir menjadi headline di berbagai media minggu-minggu terakhir ini. Betapa tidak, ibukota tercinta yang selama ini dikenal angkuh, akhirnya terkalahkan sebuah zat yang bergerombol membentuk bencana bernama Banjir. Tak kurang orang-orang ikut memberikan bantuan kepada para korban banjir tersebut, meskipun (maaf) saya tidak ikut-ikutan berpusing ria dengan hal tersebut. Sebenarnya banjir merupakan hal yang wajar dan sudah dapat diperkirakan akan terjadi di Jakarta. Dengan populasi mendekati 12 juta jiwa, tak heran wilayah yang relatif kecil tersebut disesaki orang-orang daerah yang mengadu nasib disana, harus berebut lahan dengan air dan daerah resapan air. Bukan itu saja, selain orang-orang yang nekat menempati “rumahnya air” seperti kali Ciliwung, orang-orang berduit pun tak mau kalah, dengan menyulap wilayah-wilayah resapan air menjadi kawasan pemukiman elit atau kompleks bisnis yang menggiurkan, tapi tak ramah lingkungan. Maka tak perlu heran ketika air berontak dan meminta “tem