Bush (part II)

Ada-ada saja ulah masyarakat Indonesia terkait rencana kunjungan Bush ke Indonesia. Dapat dimaklumi sebenarnya aneka reaksi yang muncul dalam masyarakat itu, karena memang di masa lalu (atau bahkan sekarang juga) ada beberapa kerikil yang menyebabkan buruknya hubungan rakyat Indonesia secara pribadi dengan Amerika Serikat. Buruknya hubungan tersebut memang sebagian besar disebabkan kebijakan politik AS yang dinilai oleh masyarakat Indonesia terlalu menekan dan bahkan menginjak-injak kedaulatan RI sebagai suatu negara merdeka.

Isu terorismelah yang disinyalir merupakakan faktor permasalahan utama antara Indonesia dengan Amerika Serikat. Masing-masing pihak saling menuding teroris, meskipun Amerika sendiri tidak secara eksplisit menyebut Indonesia sarang teroris, tetapi dengan adanya berbagai kejadian teror di Indonesia dan dengan Amerika (yang konon) menjadi negara paling depan dalam memerangi teror itu, secara tidak langsung dalam berbagai forum internasional sering menyebutkan perang terhadap terorisme, dan Indonesia nampaknya jadi target yang harus ”ditundukkan” terkait pemberantasan terorisme tersebut.

Akan halnya dengan reaksi masyarakat mengenai kunjungan Bush senin depan, gelombang protes banyak terjadi, bahkan di seluruh pelosok nusantara. Mulai dari demonstrasi mahasiswa, masyarakat umum, lembaga non pemerintah, sampai paranormal pun ikut mengecam kunjungan Bush ke Indonesia. Dan bentuk protesnya pun beragarm, mulai dari bentuk yang rasional seperti demonstrasi yang santun ataupun yang agak radikal, sampai hal yang nyeleneh seperti santet dan guna-guna.

Yang patut disorot, dan memang mendapat perhatian publik paling banyak adalah tindakan yang dilakukan KGP, seorang paranormal yang cukup dikenal. KGP ini berniat (bahkan telah) melakukan santet atau guna-guna kepada Bush dan rombongan yang akan datang ke Istana Bogor. Mungkin itu merupakan salah satu bukti kepedulian dan sikap kritis, yang dimiliki oleh setiap masyarakat, bahkan seorang paranormal sekalipun.

Dalam satu pekan terakhir berita yang cukup nyleneh itu berulangkali ditayangkan di TV. dan mau tak mau saya pun ikut tertarik akan hal itu. Di satu sisi mungkin saya sependapat, bahwa kunjungan Bush adalah tak berguna dan sangat memberatkan rakyat Indonesia. Lihat saja berapa anggaran yang dikeluarkan dari uang rakyat untuk membuat Helipad? Atau bagaimana aktivitas masyarakat di sekitar Istana Bogor harus dihentikan, dan secara otomatis kegiatan perekonomian masyarakat kecil (yang berusaha dan bekerja) di sekitar Istana juga terhenti. Atau bagaimana akses ke sebuah rumah sakit, diblokir karena searah dengan jalur yang akan digunakan Bush untuk masuk ke Istana, meskipun untungnya pihak rumah sakit mau melakukan penjemputan pada masyarakat yang memerlukan pelayanan rumah sakit. Atau berapa pohon tua yang memiliki nilai historis harus ditebang karena dianggap mengahlangi pemandangan mata Bush ketika memasuki Istana, sehingga mengorbankan keasrian dan kelestarian Kebun Raya dan sekitarnya.

Tapi di sisi lain, saya juga lalu berpikir apkah perlu mendukung atau setidaknya mengiyakan tindakan KGP itu. Bukankah tindakakan santet-menyantet atau guna-guna itu adalah klenik yang syirik? Apalagi setelah ada anjuran dari Menteri Agama bahwa kita harus menghormati tamu, siapapun dia karena telah dicontohkan Rasulullah SAW. Saya semakin bingung, yang harus saya lakukan tindakan yang mana? Tetap menentang kedatangan Bush, mendukung tindakan KGP itu, atau menghormati tamu sebagaimana yang dianjurkan bapak Menteri Agama itu?

Dalam suatu tayangan berita di salah satu TV swasta, saya melihat KGP itu melakukan ritual santet, kalau tidak salah dengan voodoo. Dan itu ditayangkan di seluruh Indonesia. Entah bagaimana tanggapan Bush (kalau dia mengerti), atau Duta Besarnya di Indonesia, atau siapapun yang senegara dengan Bush atas tindakan KGP itu. Yang jelas, KGP mengancam bahwa, pada saat kedatangan Bush akan terjadi huru-hara dimana para pengawal elitnya menyangka telah terjadi penyerangan kepada rombongan Bush, sehingga yang terjadi kemudian Bush dievakuasi atau apapun itu, pokoknya terjadi huru-hara. Bahkan sebelumnya KGP juga mengancam Bush akan kena santet, dan akan menderita-saya lupa bentuk penderitaannya seperti apa-,setelah menginjkan kaki di Bogor.

Terlepas dari itu semua saya kembali ke permasalahan utama, bagaimana kita menyikapi itu semua? Haruskah mendukung tindakan KGP itu? Ataukah mengikuti anjuran pemerintah? Ada hal yang menarik dari tindakan KGP itu. Apakah santet atauguna-guna juga berlaku dan mempan terhadap Bush, yang note bene adalah orang yang hidup di lingkungan rasional modern yang sedikitpun mungkin tidak memiliki waktu untuk mempercayai hal-hal seperti itu. Bagi masyarakat Indonesia yang masih terkungkung tradisionalisme dalam klenik mungkin mempercayai, tetapi bagi Bush??

Atau mungkin saja pihak Bush telah mempersiapkan penangkal santet itu (seandainya dia tahu tindakan KGP), dengan sihir atau santet yang lebih modern? Atau bahkan pemerintah Indonesia sendiri yang mengetahui tindakan KGP itu, jauh-jauh hari telah mempersiapkan tameng atau anti santet dengan menyewa dukun atau paranormal yang lebih sakti dari KGP?? Siapa tahu??

Yang jelas kedatangan Bush ke Indonesia merupakan fenomena yang sangat menarik (dan patut disesalkan) untuk dianalisis dari berbagai segi baik politik, ekonomi, budaya, etika, bahkan klenik sekalipun. Tetapi pada akhirnya kunjungan itu (sepertinya) akan tetap berlangsung, karena Sang Jenderal kita masih disibukkan oleh urusan dalam negeri terutama UKP3R, dan kekhawatiran atas hilangnya dukungan dari partai yang dipimpin Sang Wakil. Jadi, mana sempat Sang Jenderal memikirkan masalah sepele seperti tindakan KGP atau protes-protes lainnya.

Comments

Popular posts from this blog

Lalampahan Abah Sastra

Ex Tunc & Ex Nunc

Kota Bandung dan Kota Malang